Kelompok ICS ini diharapkan akan meningkatkan mutu dan kualitas produk organik berbasis komunitas yang sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan antara produsen dan konsumen Ibadah dibawakan oleh
Berikut adalah beberapa masalah dan solusi yang bisa dilakukan untuk penerapan pertanian organik di Indonesia.
Produktivitas pertanian kita juga masih rendah karena belum disentuh secara baik oleh pemerintah padahal sektor ini memberikan 42% PDRB kabupaten Dairi. Disamping itu nilai tambah hasil pertanian kita masih belum maksimal karena produk paska panen kita belum diolah dengan baik, dari bahan mentah menjadi bahan jadi yang mampu menaikkan nilai jual.
“Lebih baik memilih tanaman yang tidak merusak lingkungan seperti alpukat, daripada hanya fokus pada keuntungan dari tanaman kopi,” paparnya.
Bahkan dalam aktifitas sehari-hari dia selalu menggunakan sepedanya dan menolak untuk menggunakan mobil-mobil mewah yang menjadi trend zaman now. Tidak berhenti sampai disitu beliau juga adalah tokoh pluralisme yang rendah hati namun tetap kritis terhadap berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Di masa pandemi ini, lanjut Uvan, yang paling dibutuhkan kelompok adalah membantu akses pengembangan pasar dan menjembatani komunikasi bagi 13 kelompok guna ekspansi produk organik ke berbagai wilayah.(PW)
Semoga konsep pertanian organik Mina Padi semakin berkembang dan panen padi organik hari ini bisa memotivasi petani lain untuk kembali kepada alam.
Sejarawan ini selalu mencoba membagi pengetahuan yang dimilikinya tentang kesejarahan hingga ke hal-hal kecil atau dipandang sepele dan remeh-temeh seperti ketika dia berbicara ihwal tali-temali antara kolonialisme dan dapur, atau saat bertutur tentang pencurian gorden dan kaitannya dengan perjagoan serta kekuasaan. Dalam hal itu, seperti juga dipahami Andi Achdian, Ong seolah mengajak siapa pun untuk memahami sejarah agar tidak berhenti pada sebuah peristiwa semata yang tidak memberi makna atau kaitan apa pun dengan masyarakat atau kekuasaan. Dia juga menekankan pentingnya membaca sejarah dari “bawah” untuk memahami persoalan di tingkat elite atau lingkup kekuasaan yang lebih luas, seperti yang ditulisnya tentang fenomena bromocorah atau dinamika relasi priyayi-petani dalam politik lokal di Madiun.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kab. Dairi dalam pemaparannya menyampaikan Tanah diDairi cukup luas dan kesuburanya sangat tinggi, berada di 3 zona iklim. Akan tetapi kelemahannya adalah kepemilikan tanah yang rendah 0,five Ha dan infrastruktur pendukung yang kurang memadai. Hambatan kita saat ini adalah kawasan hutan lindung yang belum dapat dikelola secara maksimal, padahal pemerintah punya plan TORA namun belum diakses maksimal.
Jadi, kombinasi judul bahasa Inggris dengan subjudul bahasa Indonesia bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Kehadirannya di berbagai acara juga sama penting dengan kemunculan esainya di berbagai koran, majalah mingguan, ataupun jurnal dalam dan luar negeri. Popularitas dan pesonanya setara informasi lebih lanjut dengan wajah para pesohor yang setiap hari terpampang di berbagai media nasional. Itulah Ong.
Warga menginginkan tindakan nyata dari para pihak pemerintah terkhusus dinas pertanian kabupaten untuk bisa meningkatkan hasil pertanian masyarakat dan memajukkan hasil tani sebagai salah satu ciri khas Dairi Unggul.
Membaca buku ini seolah kita sedang berdialog dan dihadapkan dengan Ong, dengan seluruh kegelisahan intelektualnya sepanjang kariernya sebagai sejarawan, sekaligus membuka celah mengungkap lahan persoalan yang belum digarap Ong. Achdian memang tak merinci apa saja warisan intelektual Ong yang harus dirawat, dilihat lagi, dan dipertanyakan kesahihannya. Akan tetapi, justru di sana sesungguhnya kehadiran buku ini memiliki makna bagi sidang pembaca tentang pentingnya Ong atau Onghokham bagi kita hingga hari ini.
Lembu tak pernah tahu kenapa dia dikutuk tak bisa jauh-jauh dari rel kereta api. Kutukan yang membuat dirinya berkelana menumpang kereta api, melewati seluruh jalur yang ada di Jawa, selama one hundred tahun kehidupannya.